Kamis, 29 April 2010

Sepak Bola untuk Bangsa...

Sepakbola adalah olahraga yang selalu ada dan disukai setiap orang di negara apapun. Sepakbola selalu menjadi olahraga yang nomor satu dan dipilih pertama bagi banyak orang dibelahan bumi ini. Begitu juga di tanah air kita, sepakbola sudah menjadi satu kebiasaan yang tidak pernah hilang dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan semua lapisan masyarakat negeri kita sangat mencintai sepakbola, tidak pandang umur, segala perbedaan di antara kita.

Namun bagaimanakah sepakbola turut membangun negara kita? Sepakbola semakin berkembang dalam negeri kita ini, walaupun persepakbolaan kita sendiri semakin terpuruk. Namun masih ada sedikit perkembangan ke arah yang lebih baik. Sekarang ini penonton dan suporter bagi tim-tim yang ada pada liga utama negara kita sudah semakin berkembang. Bahkan di divisi bawah juga sudah mulai besar, kota-kota yang dulu bukan termasuk kota-kota yang meiliki suporter besar sekarang ini mulai memiliki suporter yang cukup besar dan terorgranisir.

Namun suporter-suporter ini terkadang dapat lepas kendali dan melakukan tindakan diluar batas dari sebuah suporter sepakbola. Tindakan-tindakan seperti ini sangat mencontohkan hal yang tidak baik, mengingat suporter yang datang mendukung ke stadion tim kesayangannya bertanding lebih banyak anak-anak muda yang masih berstatus pelajar. Tindakan seperti ini akan memberikan jalan yang sama bagi penerusnya, karena sekarang anak-anak di bawah umur sudah menjadi dan mengenal suporter tim di kotanya. Ini akan menjadi suatu kebanggan dan ironi bagi tim dan bangsa, seringkali anak-anak ini tidak mengerti dimana posisi mereka seharusnya. Mereka mendukung tim kesayangannya, namun mereka lupa pada seharusnya yang mereka lakukan. Dan terkadang kecintaannya terhadap suatu tim menjadi bumerang bagi dirinya sendiri, tidak banyak anak-anak di bawah umur yang berkelahi hanya karena ejek-ejekan tim kesayangan mereka. Mereka hanya memikirkan sepakbola tanpa meimikirkan yang lain, seharusnya ini menjadi perhatian bagi kita semua. Mereka dapat menjadi bibit yang baik untuk negeri ini di masa depan, dengan prestasi di olahrga ataupun akademik. Mereka harus diperhatikan lebih agar bangsa kita menjadi lebih baik, jangan hanya mengambil keuntungan dari rasa suka mereka terhadap sesuatu namun kita harus tetap memikirkan kebaikan untuk mereka sendiri.

Hukum, satu kata yang mengerikan. Hukum bersifat tegas dan mengikat kepada siapapun. Tak ada yang dapat melarikan diri dari hukum, karena semuanya pasti dapat ditemukan hukum.

Namun apakah benar pada kenyataannya seperti itu?
Peradilan dalam negeri kita sepertinya tidak mengenal hukum yang seperti itu, sangat miris dan menyedihkan memang. Namun rakyat tidak mampu berbuat banyak, walaupun memohon dan meminta pada pengurus negara dan lembaga peradilan tetap keadaan ini begitu sulit diubah.

Hukum di negara kita ini mengenal pengecualian, dan lembaga peradilan mengenal adanya uang. Sekarang ini telah marak diberitakan makelar kasus, orang-orang yang dapat mengatur hasil dari proses peradilan sesorang, orang-orang yang dapat mengatur hukum. Sangat aneh, jelas-jelas hal seperti ini dapat dilihat dari hasil peradilan bahwa ada yang tidak benar, namun pihak yang berwenang pun seperti polisi tidak bergeming sedikitpun. Ada apa dengan semua lembaga yang mengatur keadilan, hukum, dan ketertiban dalam negara ini? Apa semuanya sudah tidak sanggup untuk membedakan mana yang salah dan benar? Ataukah sudah terlalu miskin dan tak sanggup untuk hidup sampai lebih memilih menerima uang haram dari suap-suap dan bekerja sama dengan makelar kasus?

Banyak sekali kasus yang tidak adil bagi rakyat kecil di negara ini, dan lebih memihak kepada kekuasaan. Contohnya saja kasus keluarga yang memungut kapuk yang telah jatuh ke tanah ditempatnya bekerja, namun mereka sekeluarga dihukum. Lalu seorang bapak yang mengambil semangka, yang juga harus di tahan dalam lembaga permasyarakatan, masih sangat banyak contoh-contoh seperti ini. Namun bagaimana dengan para petinggi negara yang tidak bisa dibuktikan kasus-kasus korupsinya, mereka dapat dengan mudah terbebas dari ancaman tahanan. Dan di dalam lembaga permasyarakatan pun mereka memiliki fasilitas-fasilitas yang sangat mewah dan lengkap, mereka juga dapat keluar dari LP dengan cukup mudah. Sungguh sangat mengecewakan lembaga peradilan dan hukum di negara ini. Bahkan akhir-akhir ini terungkap kasus-kasus dalam direktorat pajak yang juga membawa beberapa jaksa dan hakim. Bagaimanakah keadaan seperti ini dapat berubah?

Sungguh sangat ditunggu orang-orang yang memiliki moral lebih dalam mengurus negara ini, setidaknya dapat menegakkan hukum dan keadilan seadil-adilnya.

Perampasan? Apa bedanya dengan perampokan? Kenapa saya membuat judul perampasan yang lazim?

Korupsi, itulah yang saya maksud dengan perampasan yang lazim dalam tulisan saya ini. Korupsi sama saja dengan perampokan, pelakunya tidak beda dengan maling, rampok, dan apapun sebutannya. Dalam negara kita korupsi sudah membudaya sekali, dari banyak kalangan dan institusi terdapat kasus-kasus korupsi yang sampai ke publik ataupun yang dapat ditutupi sementara dari masyarakat.

Kenapa korupsi menjadi lazim dalam negara kita? Apalagi dalam institusi negara. Banyak dari pengurus, pegawai dan petinggi dari institusi-institusi negara kita ini yang juga masuk dengan cara yang tidak legal. Tetapi mereka melakukan itu untuk masa depan yang lebih terjamin ketimbang bekerja di perusahaan kecil milik swasta, karena merekapun nantinya akan mendapatkan keuntungan dari para pegawai baru dengan cara yang sama. Maka sebab itu sekarang menjadi pegawai negeri sipil begitu sulit karena harus memiliki modal yang jumlahnya tidak bisa di anggap kecil. Kebudayaan ini terjadi terus menerus entah dari kapan mulainya, tapi yang pasti generasi-generasi baru dari bangsa ini tidak sanggup untuk menghentikan atau menahan dirinya untuk menghentikan kebudayaan yang sangat tidak baik ini.

Bagaimana dengan wakil rakyat yang membela rakyat, bekerja mungkin 36 jam demi kepentingan rakyat? Mereka pun tidak semua bersih dan tidak dapat dikatakan lebih banyak yang berpihak kepada rakyat dibandingkan berpihak dengan kepentingan duniawi dirinya sendiri. Tidak jauh berbeda dengan institusi negara, dewan yang berisi wakil rakyat pun mengalami jalan yang hampir tidak berbeda dengan pegawai negeri di negara kita ini. Untuk menjadi wakil rakyat di dewan, maka seseorang harus mengeluarkan modal yang besar agar dirinya dapat dipilih partai dan rakyat. Bagaimana tidak, hal seperti ini dapat dilihat dengan media televisi yang menyiarkan calon wakil rakyat membagikan uang kepada masyarakat di tempat dirinya dicalonkan. Apakah cara seperti ini masuk akal untuk menjadi wakil rakyat yang baik? Tidak adakah cara lain? Rakyat dapat berasumsi sendiri, namun pilihlah asumsi yang baik. Mereka mengeluarkan uang banyak sekali, namun setelah menjadi wakil rakyat, akan lebih banyak kerugian yang rakyat dapatkan darinya. Hanya uang 50000 rupiah yang diberikan kepada satu orang, namun hak yang di ambilnya lebih dari 50000 rupiah seorang dalam jangka waktu 5 tahun bekerja. Kalau memang mereka ikhlas untuk membagikan uang, kenapa harus menjadi calon wakil rakyat terlebih dahulu?? Rakyat Indonesia harus semakin pintar dalam memikirkan masa depan Republik Indonesia ini.

Korupsi menjadi tindakan nyata dari orang-orang yang tidak dapat mengatur sifat serakahnya, hanya orang-orang yang berada dalam lingkungan yang baik yang dapat menjadi manusia yang berpikiran sehat dan berguna bagi orang lain. Dan mencegah korupsi bukan hanya membuat peraturan dan pengawasan, tapi pencegahan dapat dilakukan sejak dini dari diri sendiri dan untuk lingkungan kita.

Ingat, mengambil uang yang bukan hak kita tanpa sepengetahuan yang berhak berapapun jumlahnya, itu tetap saja korupsi...

Kamis, 01 April 2010

Kesenian warisan ku...

Budaya dan kebudayaan sangat amat erat dengan kesenian, kesenian dari suatu daerah akan menjadi ciri khas dan kebudayaan tempat tersebut. Memang tidak semua kesenian menjadi kebudayaan dan tidak semua kebudayaan juga menjadi kesenian. Banyak orang mengatakan sesuatu yang dilakukannya sebagai seni, karena seni identik dengan keindahan. Bila sesuatu dapat dinikmati dari nilai estetikanya, juga moral dan sopan santun. Jika sesuatu yang kita lakukan berlawanan dengan itu, maka pada umumnya pada umumnya tidak diterima sebagai seni, seni yng merugikan orang lain tidak pernah diakui sebagai seni.

Seni yang dapat ditampilkan atau dilakukan adalah kesenian, di dalam kesenian selalu ada seni-seni yang telah diakui dan dikenal bersama. Seperti budaya, kesenian dikenal banyak orang dan diterima keberadaannya. Walaupun seni sendiri diakui mencakup banyak aspek dalam kehidupan ini. Bahkan dalam keyakinan beragama pun dikenal seni, contohnya ada perlombaan kesenian membaca kitab suci atau yang lainnya. Sudah terbuktikan bahwa seni sangat tersebar di hampir semua lapisan kehidupan, dari sisi religius, komersil, hiburan, keterampilan, dan sebagainya mengandung nilai-nilai seni yang cukup kuat.

Dalam kehidupan kita sehari - hari kita juga melakukan kesenian, bahasa juga sebuah seni yang menjadi budaya dari warisan leluhur secara turun-menurun. Bahasa memiliki keindahan ucapan, rangkaian dan pemilihan kata - kata. Bahasa sesungguhnya tidak untuk menyakiti orang lain, bahasa memiliki sopan santun yang dapat memberi kebahagiaan bagi pendengarnya. Setiap hari kita melakukan kesenian ini, walaupun bahasa dikategorikan sebagai sastra tetapi sastra itu juga merupakan seni yang juga menjadi kesenian suatu daerah. Bukti dari keindahan bahasa adalah terpajangnya bahasa - bahasa indah pada tempat - tempat tertentu.

Degan berbahasa yang baik kita memiliki seni berucap yang baik pula. Kita harus menjaga tata bahasa kita agar dapat memberi warna kehidupan lewat seni dan mewariskan kesenian yang indah dan bermoral..

Sebagai manusia kita tentu saja memiliki rasa egois, namun kita sering kali mengatakan bahwa kita tidak mementingkan diri sendiri. Kita mungkin memang berniat mementingkan orang lain dan tidak selalu memikirkan diri sendiri namun dalam diri kita tetap terselip kepentingan kita di pikiran dan apa yang kita lakukan. Bila tidak sungguh-sungguh disadari maka kita tidak akan pernah tahu seberapa egoisnya diri kita. Alangkah lebih baik untuk jujur terhadap diri sendiri dan orang lain di saat kita memiliki kebutuhan dan keinginan, contohnya saja dalam hubungan dua manusia yang dikatakan didasari cinta. Pada saat mengatakan mencintai lebih dari yang lain, sesungguhnya kita belum tentu benar-benar seperti itu. Kita mencintainya namun belum tentu lebih dari rasa cinta kita terhadap diri sendiri. Saat orang lain kurang memperhatikan kita, akan sangat mungkin kita akan mengurangi rasa perhatian kita.

Menurut saya mencintai diri sendiri itu bukan keegoisan, bukan keinginan pemenuhan nafsu, bukan kemelekatan yang tidak bisa diatasi. Bentuk dari cinta terhadap diri sendiri adalah rasa bersyukur atas hidup ini, rasa bersyukur atas badan ini, jiwa raga yang telah diberikan Tuhan Yang Maha Esa. Menjaga, memelihara dan melestarikan kehidupan dan kesehatan kita adalah pelaksanaan yang paling besar dari rasa cinta terhadap diri sendiri. Jika kita mencintai diri kita sepenuh hati kita, kita tidak bisa membawa tubuh kita ini ke dalam sebuah kenikmatan yang menyakitkan. Kita tidak akan mau membawa diri kita kedalam kebodohan. Sebagai seseorang yang mencintai diri sendiri, tidak akan membawa tubuhnya kedalam penyakit seperti narkoba, minuman keras dan semua makanan dan minuman yang memabukkan dan adiktif. Karena kita tahu benda-benda konsumsi seperti itu tidak pernah membantu diri kita(jiwa dan raga) juga kehidupan kita yang berguna dan indah. Menjaga kesehatan begitu penting, jika tubuh kita sudah tidak bisa digunakan maka apalah arti diri kita, dan kita telah menyia-nyiakan apa yang ada pada diri kita sendiri. Sebaliknya dalam keadaan sehat kita bisa melakukan banyak hal penting yang berguna untuk diri ini seperti olahraga dan bersosialisasi, kita juga dapat memberi rasa cinta kepada orang lain.

Rasa cinta terhadap diri sendiri memang dikhususkan memperhatikan diri kita sendiri, namun kekurangan yang ada dalam diri kita tidak perlu kita sesali. Mensyukuri diri kita akan membuat kita dapat bersahabat baik dengan diri kita, membuat kita lebih semangat dan teguh dalam menjalani hidup kita. Namun kekurangan yang terjadi adalah ujian untuk kita apakah kita pantas untuk naik kelas, tinggal bagaimana kita dapat mengatasi dan melewati ujian-ujian yang datang dalam kehidupan kita. Jika tidak benar-benar mencintai diri kita sendiri, maka kita tidak akan pernah peduli dengan semua itu. Mengenali kelebihan dan kekurangan diri sendiri juga termasuk mencintai diri sendiri. Peduli terhadap kekurangan kita maka kita harus membagun kemampuan yang lebih baik, ini adalah salah satu bentuk konkrit dalam mencintai diri sendiri. Sebagai pemegang kekuasaan dalam diri kita, maka kita harus melakukan hal positif dan berguna. Dengan mencintai diri sendiri seperti ini maka kita dapat mencintai orang lain dengan baik dan memberikan manfaat, sesungguhnya mencintai alam dan orang lain juga adalah bentuk dari mencintai diri sendiri.

Lakukanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri, bangunlah kemampuan untuk diri sendiri, orang lain dan kelangsungan kehidupan.