Senin, 08 Maret 2010

Manusia oh manusia

Manusia, satu kata yang tak habis di artikan dengan berjuta-juta kata dan kalimat. Dalam aspek Biologi manusia digolongkan sebagai animalia dan dikatakan hewan yang paling pintar dan memiliki kemampuan untuk mengembangkan alam kehidupan. Dalam aspek Rohani dan Budaya juga berbeda dengan mahluk bahkan dengan manusia lainnya, manusia adalah mahluk hidup satu-satunya yang memiliki kepercayaan pada Sang Pencipta baik dalam kepercayaan agama apapun namun banyak juga manusia yang memiliki kepercayaan lain pada Sang Pencipta ataupun para leluhur, masing-masing memiliki keyakinan dan cara tersendiri untuk menunaikan kepercayaannya tersebut. Aspek budaya sangat mempengaruhi kepercayaan dan cara menunaikan dari kepercayaan mereka, budaya lama atau para manusia yang masih mempertahanan kebudayaan yang sudah lama diturunkan oleh nenek moyang mereka biasanya memiliki cara yang berbeda dalam beribadah, apalagi dengan manusia-manusia yang mendiami kota-kota besar di dunia. Manusia-manusia yang berkumpul dalam suatu daerah di katakan masyarakat, masyrakat perkotaan inilah yang memiliki kebudayaan-kebudayaan baru dalam kehidupan mereka sehari-hari. Tentu saja dalam kebudayaan ini juga memiliki sisi positif dan negatifnya.

Tapi apapun itu kita sebagai manusia sesungguhnya mengetahui nilai-nilai yang ada dalam kehidupan kita sebagai manusia individu dan manusia bermasyarakat, hanya saja banyak sekali yang membuat kita bergeser dari nilai-nilai yang kita pegang yang telah diwariskan para leluhur kita.


Saya sebagai individu yang menginginkan kehidupan yang lebih nyaman dan lebih baik, ingin sekali bersama-sama dapat mengerti dan berbagi akan kehakikatan manusia. Seperti pada awal saya katakan akan banyak kalimat yang bisa menjelaskan kata "Manusia" maka dari itu saya tidak akan membahas pengertian manusia secara teoritis yang bisa saya cari, namun saya hanya akan mengeluarkan apa yang saya pikirkan tentang manusia kini.


Saya sesungguhnya melihat sifat-sifat manusia yang semakin bergeser ke arah yang jauh dari sifat asli manusia seperti yang di katakan dalam literatur di sekolah, manusia dewasa ini sangat mementingkan diri sendri dan tidak berusaha memikirkan makna hidup mereka yang sesungguhnya tidak ada yang tahu di beri kesempatan berapa lama. Saya hanya bisa membayangkan sejak dahulu nenek moyang manusia sudah memiliki sifat ini, sifat yang dibawa dari nenek moyang kita yang dikatakan sejenis primata atau secara kasar kita bilang memang sungguh-sungguh kelompok hewan liar. Betapa tidak, dahulu dikatakan nenek moyang berburu, mencari daerah baru untuk bertahan hidup, dari cara yang baik sampai berkala menjadi cara yang buruk. Manusia yang semakin pintar dan memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan baik, ternyata tidak menjamin memiliki kehidupan yang lebih baik dari nenek moyang manusia. Seharusnya dengan diberi kemampuan untuk menjadi mahluk yang semakin maju, manusia dapat menciptakan kehidupan yang lebih baik juga untuk sesama. Namun apa yang kita lihat, begitu lebih semakin rusak kehidupan di dunia ini, keserakahan dan kemampuan yang semakin tinggi semakin membuat manusia menjadi mahluk yang semakin tidak terkendali. Sesungguhnya apa yang kita cari, apa tujuan dari yang kita lakukan, dan haruskah kita melakukan itu? Kenapa kita harus berusaha menjadi manusia yang lebih pintar dari yang lain, apakah kita sungguh-sungguh memikirkan itu untuk kepentingan manusia, mahluk lain dan alam kita ini? Ataukah hanya untuk kecurigaan pada manusia lainnya? Untuk mempertahankan kejayaan? Pernahkah kita bersyukur untuk kehidupan kita ini yang sesungguhnya dapat lebih baik bila kita tidak berpikir agar pekerjaan kita menjadi lebih santai, dapat menertawakan teman-teman lain dengan melecehkan, dan banyak alasan yang membuat manusia semakin menghancurkan kehidupannya sendiri. Renungkanlah agar manusia yaitu diri kita bisa menjadi manusia dengan nilai-nilai sesungguhnya yang telah disepakati sebagai mahluk yang paling mulia.






0 komentar:

Posting Komentar