Selasa, 04 Mei 2010

Don't be Mad!!!

Pemarah itu ada 2 jenis. Pemarah pertama memutar mundur jarum jam, menengok lagi kebelakang adalah seorang pembeli yang memaki-maki hanya karena pelayanan kasir yang sangat lambat. Dan pemarah kedua adalah si kasir sendiri yang terus dimaki-maki – akhirnya menembak si pembeli. Pemarah jenis pertama, yaitu pembeli, adalah tipe manusia yang sangat mudah terpancing emosinya. Tipe manusia ini biasanya sering membesar-besarkan hal kecil, tidak sabaran, dan berkepala panas. Sederhananya emosional gitu. Sementara pemarah jenis kedua, yaitu si kasir, adalah tipe manusia yang lebih suka memendam rasa kesalnya dalam hati. Yup, seperti kita semua tahu, rasa kesal yang terus dipendam tidak ada bedanya dengan menyimpan api dalam sekam. Hanya tinggal menunggu waktu untuk TERBAKAR! Yup, setiap orang, besar atau kecil, tua atau muda, pasti memiliki bakat untuk jadi pemarah. Dan itu wajar. Sebab, seperti juga ginjal di dalam tubuh, marah juga bagian dari 'organ psikis' yang membuatmu jadi manusia sempurna. Tanpa rasa marah, tanpa emosi, rasanya kamu belum lengkap jadi manusia seutuhnya. Bukankah hanya orang gila yang jika dimaki atau diludahi tetap tersenyum dan bahkan tertawa?

So, marah itu penting buat kestabilan jiwa. Masalahnya, apa jadinya kalau kemarahan tersebut meledak ditempat yang salah, pada orang yang salah, dan dengan alasan yang salah pula? Wuih..so pasti bakalan runyam! Nah,sebelum kemarahan meledak, sebelum segala sesuatunya menjadi rumit, coba deh simak point-point berikut.

Untuk apa?
Segala sesuatu pasti dan harus ada sebabnya. So, coba deh memutar mundur jarum jam, menengok lagi kebelakang dan cari tahu apa yang sebenarnya membuatmu marah. Kalau sebabnya begitu sepele ya sebaiknya jangan dipikirkan lagi. Yang pasti, dengan mengetahui sebabnya, setidaknya kamu tidak akan sembarangan marah-marah, tapi marah dengan sebab dan alasan yang jelas.

Punya hak tidak?
Oke, kamu punya alasan untuk marah, tapi apakah kamu punya hak untuk memarahinya? Kalau itu bukan urusanmu dan kalau kamu tidak punya kepentingan apa-apa sebaiknya tidak usah marah-marah. Tidak ada gunanya sok galak.

Benarkah menyelesaikan masalah?
Percaya deh, masalah tidak akan selesai jika dihadapi dengan wajah tegang. Sebaliknya, jika kemarahan seringkali justru membuat masalah jadi semakin keruh. Di dalam kepalami ada otak, maka gunakanlah untuk saling menyayangi. So, dengan konsep berpikir sebelum bertindak dan bertindak berdasarkan nurani, berani jamin tidak akan ada lagi para pemarah yang berkeliaran dibumi ini.

Apa konsekwensinya?
Hati boleh panas, tapi kepala jangan ikutan mendidih. Coba pikirkan baik-baik apa efeknya setelah kemarahanmu meledak. Jika efeknya terlalu merugikan bagi persahabatan, sebaiknya urungkan niatmu untuk marah. Ada harga yang harus dibayar dalam setiap sesuatu, begitu kata pepatah. So, jika kemarahanmu yang sesaat itu harus ditebus dengan harga yang sangat mahal, lebih baik mandi aja. Konon, mandi bisa meredam emosi lho...

0 komentar:

Posting Komentar